Cerita tentang aku

Rabu, 05 Juni 2013

  • Belum Ada Judul


    Dengan gaji yang tidak seberapa, lelaki berusia 45 tahun ini bekerja keras demi menghidupi istri dan kedua anaknya. Sebagai tulang punggung keluarga, lelaki ini hanya  mengandalkan uang hasil pekerjaannya sebagai satu-satunya  sumber kehidupan. Lalu apa jadinya jika gaji yang dinantikan tak kunjung turun ? Adakah kaitannya dengan mata rantai UKT yang tak kunjung putus?
    Menurut beberapa karyawan yang tidak ingin disebutkan namanya, dari Januari hingga April beberapa karyawan honorer Unsoed belum diberi gaji. “Gaji utamanya telat dan  gaji tunjangan dari Januari sampe sekarang belum dibayar sama sekali”, ungkap salah satu penjaga malam Unsoed (40). Salah satu karyawan  yang lain menambahkan, “Malah kadang nombok buat keperluan karyawan.”  (25/05)
    Sementara itu, salah satu penjaga malam tak mengeluhkan jumlah gaji yang diterima. “Namanya karyawan digaji segitu yaa terima-terima saja masa mau protes,” aku lelaki berumur 42 tahun itu. Lain halnya dengan salah satu penjaga malam lain yang mengeluhkan gaji yang diterima tidak mencukupi karena di bawah UMR Purwokerto. “Kalo UMR Purwokerto 800 lebih per bulan, kalo ini mentok-mentoknya 750 per bulan,” keluh salah satu karyawan Unsoed (25/05)
    Selama terjadinya keterlambatan gaji, tidak ada konfirmasi dari pihak Universitas. “Saya kurang tahu kenapa gajinya telat, soalnya nggak ada komunikasi dari pusat” , tutur salah satu karyawan Unsoed (42).  Hal ini membuat beberapa karyawan kebingungan. “Sebenarnya ada apa loh? Ada apa kok sampai telat, nggak ada penjelasannya,” tanya karyawan lain (40). (25/05)
    Sempat beberapa karyawan menanyakan kepastian tentang gaji tersebut. “Saya sempat tanya dekan, tapi katanya yang ngurusin universitas,” ujar salah satu karyawan (40). Hal ini dipertegas oleh Tunggul Priatmojo, S.E. selaku bendahara pengeluaran Unsoed. “Karyawan Unsoed yang honorer dibayar oleh PNBP (Pengeluaran Negara Bukan Pajak) melalui Universitas” (28/05)
    Namun, ada sebagian karyawan yang tidak menanyakan kepastiannya dengan beberapa alasan “Temen saya pernah ada yang tanya ke pusat, tapi malah dibilangin mau dikasih SK? (red: pemecatan),”pungkas salah satu karyawan (40). Senada dengan yang dikatakan oleh karyawan lainnya (42) “Namanya tenaga honorer kan rawan, rawan di skors rawan di pecat, jadi kalo mau protes repot ”pungkasnya(25/05)
    Desas-desus UKT dilansir menjadi penyebab keterlambatan gaji karyawan honorer. Pasalnya, keterlambatan gaji baru terjadi akhir-akhir ini. “Saya sudah bekerja selama 8 tahun, selama ini belum pernah telat, baru kemarin saja,” tutur salah satu penjaga malam (42). (25/05)
    Menanggapi hal tersebut, Tunggul menyatakan keterlambatan gaji hanya disebabkan karena pemblokiran dana Kemendikbud oleh Kemenkeu. “Gak ada hubungannya sama UKT, itu mah kebetulan aja ada kasus-kasus UKT”, pungkasnya (28/05). Senada dengan Tunggul, Hery Adwi Djatmiko, PD II menyatakan, “UKT memang belum diplotkan. Tapi gaji karyawan tidak ada kaitannya dengan UKT” tegasnya. (28/05)
    Terlepas dari ada tidaknya keterkaitan antara UKT, adanya keterlambatan dan jumlah gaji yang minim tidak mendorong karyawan mengundurkan diri dari pekerjaannya. “Kerjaan ini yang saya andalkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, kalau saya keluar, nanti anak istri saya mau makan apa?” punkas salah seorang penjaga malam (40). Senada dengan yang dirasakan penjaga malam yang lain (45) “Nggak nyari kerjaan lain soalnya umur udah nggak produktif”. (25/05)
    Begitulah nasib yang dirasakan beberapa keryawan honorer yang bekerja di universias jenderal soedirman. “Ingin teriak tapi gak bisa”, begitu ungkap salah satu karyawan honorer Unsoed (42) yang kini statusnya belum digaji. (Aaf/Dwi/Syarif)

  • Copyright @ 2013 Minnie Blog.